Halaman

Selasa, 13 Desember 2011

HAMA PENYAKIT TANAMAN

Serangan hama pada tanaman adalah masalah yang selalu dihadapi. Serangannya bahkan bisa mencapai 90% dari keseluruhan tanaman yang berada pada suatu lahan. Karena itu, pengetahuan tentang hama dan penyakit ini sangat penting artinya bagi orang-orang yang berkecimpung di
bidang ini.

Serangan hama terhadap tanaman terutama disebabkan oleh hewan dari filum Arthopoda. Di antaranya golongan serangga. Jenis ini merupakan musuh utama terbesar pada tanaman buah-buahan. Hampir 75% dari jumlah binatang yang hidup berasal dari golongan ini. Dari jumlah tersebut sebagian merupakan hama pada banyak tanaman buah-buahan di Indonesia. Selain serangga, hama lainnya yang juga sangat mengganggu adalah dad filum Chordata, seperti kera, babi hutan, tikus, burung, dan kalong; Annelids, seperti nematoda, dan filum Molluscs, yakni keluarga siput.

Penyakit pada tanaman, biasanya disebabkan oleh gangguan jasad hidup yang bersifat parasit, seperti cendawan, bakteri, dan virus, atau karena gangguan fisiologis. Bila terjangkit penyakit, maka terjadi perubahan pada seluruh atau sebagian organ tanaman. Dan hal ini akan mengganggu kegiatan fisiologis sehari-hari.

Hama Tanaman Pada Buah-Buahan
1. Bush berulat dan rontok

Gejala Pertama :
Terlihat adanya titik nods hitam atau benjolan pada kulit buah. Nods hitam itu terkadang tidak langsung terlihat, seakan buah yang dihasilkan tetap mulus. Namun bila buah tersebut dibelah, akan tampak belatung atau larva. Bintik hitam itu merupakan bekas tusukan sekaligus tempat peletakan telur. Telur ini, yang kemudian berubah menjadi larva„akan menggerogoti daging buah. Akibatnya, buah bisa menjadi busuk dan rontok.

Tanaman yang diserang :
Belimbing, jambu air, jambu biji, jeruk, nangka, cempedak, mangga, pisang, semangka, dan melon.

Penyebab :
Lalat buah yang tergolong keluarga Tephridae. Beberapa genus dari keluarga ini yang sangat berpotensi sebagai hama penting adalah Ceratitis, Anastrepha, Dacus, dan Rhagoletis. Di Indonesia, Dacus spp merupakan genus lalat buah yang potensial sebagai perusak tanaman hortikultura. Jenisnya tak kurang dari 30-40 spesies. Tiap spesies bisa menyerang beberapa macam tanaman buah-buahan.

Lalat ini tertarik oleh wama kuning, aroma, atau ekstraksi ester dan asam organik yang keluar dad buah-buahan menjelang masak. Dengan demikian lalat buah betina sebagai pengganggu utama, umumnya menyerang buah-buahan saat musim buah tiba.

Pengendalian :
Melakukan sanitasi kebun, pembungkusan buah, pengasapan kebun, pengendalian secara kimia menggunakan insektisida dan pemakaian perangkap yang diisi dengan pheromone tiruan, seperti metil eugenol.

Gejala Kedua :
Pads permukaan buah terlihat gejala kerusakan, berupa bercak cokelat sampai hitam berukuran kecil sampai besar. Selain itu ads pula gejala lainnya cacat pada kulit buah, berlubang, berpuru, bahkan terkadang seluruh isi daging buah hampir habis, berkeriput, dan tidak mulus. Sering juga tampak tepung gerek yang membaluti buah dan getah cairan buah meleleh bergantungan. Terkadang pada permukaan luar buah atau bila buah dibuka terlihat larva atau belatung yang menggerogoti buah. Lama-kelamaan buah akan membusuk dan rontok. Gejala ini terjadi saat buah masih muda sampai menjelang masak.

Tanaman yang diserang :
Belimbing, alpukat, rambutan, pisang, mangga, semangka, melon, jeruk, jambu biji, dan sirsak.

Penyebab :
Ulat atau larva penggerek buah, yang merupakan anggota clan bangsa atau ordo talat (Diptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), sikada, kutu, dan wereng.

(Homoptera). Misalnya, Citipestris sagittiferella, Prays endocarpa (ulat penggerek buah jeruk); Nacoleia octasema (ulat penggerek pisang, rambutan, clan belimbing); Cryptorrynchus gravis (larva perusak buah mangga), Dichocrosis punctiferalis, Acrocercops cramerella (ulat penggerek buah rambutan). Berbeda dengan larva pada lalat buah yang menetas dan merusak di dalam buah, larva-larva clan ordo-ordo di atas menetas di luar buah, seperti pada kulit, tangkai buah, daun atau cabang sekitarnya. Baru setelah menetas, larva merusak bagian luar buah atau bahkan masuk ke dalam buah menggerogoti daging dan biji buah.

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pembungkusan buah, penggunaan pestisida yang tepat.

2. Buah busukGejala Pertama:
Awalnya tampak bintik atau bercak kecil pada buah. Bintik ini kemudian membesar, clan juga terjadi perubahan warna clan hijau menjadi kuning kehijauan lalu kuning, cokelat atau hitam. Setelah itu timbul gejala nekrosa, yaitu matinya jaringan penyusun organ, kemudian buah menjadi busuk.

Busuk yang terjadi merupakan busuk lunak clan basah, yang ditandai dengan mudahnya buah ini pecah atau berlubang bila ditekan dengan jari. Pada akhir pembusukan, seluruh wujud buah menjadi busuk 'bonyok'. Pada permukaan buah sering pula timbul lapisan tepung massa spora. Pada suhu tinggi, warnanya menjadi hitam, terkadang berbau masam atau busuk menyengat.
Tanaman yang diserang : Anggur, jambu biji, melon, semangka, mangga, pepaya, clan sirsak.

Penyebab :
Cendawan clan bakled. Misalnya Phytophthora nicotianae (cendawan pada jambu biji, melon, clan semangka); Botrytis cinerea (cendawan pada anggur); Rhizopus stolonifer (cendawan pada buah mangga dan pepaya); Pythium aphanidermatum, PP ultimum (cendawan pada melon clan semangka); Pseudomonas mangifera indica (bakteri pembusuk buah mangga); Pseudomonas passitlorae (bakteri pembusuk pada buah sirsak); dan Erwinia sp (bakteri pembusuk mangga, apel, clan melon). Cendawan Phytophfhora palmivora pada buah durian.

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida dan bakterisida yang sesuai, pemusnahan buah yang terserang, clan pemangkasan untuk mengurangi kerimbunan/kelembapan.

Gejala Kedua :
Awalnya timbul bercakbercak lunak, cokelat muda pada buah. Kemudian bercak itu mengering clan mengeras. Konsistensi daging buah juga ikut berubah jadi kering clan mengeras. Bila Ware agak lembap, buah itu dapat dilapisi massa spora. Kondisi busuk keras clan kering dapat terjadi pada ujung atau pangkal buah saja. Umumnya berwama cokelat sampai hitam. Buah yang busuk mati kering, mengeras, clan mengeriput ini disebut juga 'busuk mummi'.

Tanaman yang diserang :
Sawo, jambu biji, durian, srikaya, sirsak, jeruk, melon, clan semangka.

Penyebab :
Cendawan, bakteri, clan virus. Misalnya Phytophthora palmivora (cendawan pada buah sawo clan durian); Col/etotrichum gloesporoides (cendawan pada buah mangga); Botrydip/odia theobromae (cendawan pada srikaya dan sirsak); penyakit stubborn (virus pada buah jeruk); Pseudomonas /achrymans (bakteri pada buah semangka clan melon).

Pengendalian :
Sanitasi lahan, pemusnahan buah yang terserang, pemberian fungisida dan bakterisida yang sesuai, clan mengurangi kerimbunan pohon dengan pemangkasan.

3. Buah rusak dan rontok

Gejala Pertama:
Pada bagian luar buah terdapat lubang-lubang kecil sebesar ujung jarum. Cairan buah berkurang, bahkan relatif habis. Buah yang terserang wamanya menjadi tidak sempuma. Misalnya pada jeruk terdapat wama keperakan di kulitnya. Semakin parah kulit berubah menjadi bersisik. Selain itu, pada beberapa buah terdapat bagian yang memar, atau tertutupi lapisan putih seperti(kutu dompolan perusak buah jeruk); Othreis fu/lonica (ngengat perusak buah mangga dan jeruk); Cryptorrhynchus gravis (kumbang penggerek buah mangga). Hama tersebut menyerang ketika tahap nimfa maupun dewasa dengan cara mengisap cairan buah. Akibatnya buah akan gugur.

Gugurnya buah bisa juga disebabkan lubang bekas tusukan dimasuki lagi oleh pengganggu lain, seperti cendawan, lalat buah, clan lain-lain.

Pengendalian :
Pemusnahan buahbuah yang terserang dan menggunakan pestisida kontak.

Gejala Kedua:
Pada buah yang rontok tampak bekas gigitan di beberapz bagian. Bentuk buah tidak lagi utuh, melainkan ada bagian yang memperlihatkan luka terkerat atau terpatuk sebagian atau cenderung habis. Buah yang rusak umumnya relatif telah masak atau menjelang masak.

Tanaman yang diserang :
Mangga, durian, papaya, pisang, jambu air, jambu biji, dan rambutan.

Penyebab :
Beberapa jenis hama dari keluarga kelelawar (Chiroptera), pengerat (Rodentia), pemakan daging (Carnivora), clan burung (aves). Contohnya Pteropus edulis (codot), PP vampyrus (kalong); Callosciurus notatus, C. nigrovittatus (bajing); Paradoxuros hermaphroditus (musang); burung jalak (Sturnus vulgaris); kutilang (Carpodacus mexicanus), dan murai (Turdus migrator).

Pengendalian :
Pemasangan perangkap beracun, memburu, membungkus buah, clan khusus burung dapat dikendalikan dengan cara mengusir atau menakut-nakutinya dengan bunyibunyian.

Gejala ketiga:
Buah gugur sebelum masak. Warna tidak menarik, kulit buah yang terkena sinar matahari berwama kuning, sedangkan yang terlindung hijau Jeruk yang terserang kutu dompolan (Ptanococcus crtri). Buah gugur prematur akibat cendawan kapas, kadang-kadang hitam, clan sebagian besar busuk. Buah tersebut pertumbuhannya menjadi tidak normal, clan kemudian akan gugur.

Tanaman yang diserang :
Jeruk, mangga, belimbing, jambu biji, buah nona, pisang, anggur, apel, clan nangka.

Penyebab :
Beberapa jenis hama dari bangsa atau ordo tungau (Acarina), kepik clan kutu (Hemiptera), kupu-kupu clan ngengat (Lepidoptera), serta kumbang (Coleoptera). Contoh hama dari jenis-jenis tersebut adalah Eriophyes sheldoni, Tetranychus urticae (tungau perusak buah jeruk); Phynchocoris poseidon (kepik penusuk buah jeruk); Planococcus citti pucat. Sebenamya gejala serangan diawali dengan membesamya pangkal tangkai buah, kemudian busuk kering, dan akhirnya buah gugur.

Tanaman yang diserang :
Jeruk

Penyebab :
Cendawan Fusarium sp, Colletotrichum sp, clan Altemaria sp.

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida untuk mengendalikan cendawan tersebut.

4. Buah berkudisGejala :
Berawal dari bercak kecil jemih pada buah, bercak secara perlahan berkembang menjadi semacam kutil-kutil kecil berwama kuning. Kelak kutil-kutil ini menjadi cokelat kelabu, keras, clan bergabus. Pada jeruk, kutil tersebut bersatu dan membentuk kerak yang keras. Buah-buah muda yang sakit akan terhambat pertumbuhannya, atau menjadi tidak normal. Bentuknya tidak teratur, penuh kudis, clan terkadang kerdil. Pada buah lainnya, bercak-bercak berkembang menjadi semacam kalus kemudian pecah Cendawan Sphaceloma tawcetti menyebabkan kudis pada buah. berbentuk kudis.

Tanaman yang diserang :
Jeruk, alpukat, mangga, papaya, clan anggur.

Penyebab :
Cendawan Elsinoe sp atau Sphaceloma sp. Cendawan ini terkenal sebagai penyebab penyakit kudis pada bermacam-macam tanaman. Beberapa di antaranya Sphaceloma fawcetti (jeruk); Sphaceloma ampelina (anggur); Sphaceloma perseae (alpukat), Sphaceloma papayae (papaya). Stroma (tubuh) cendawan Elsinoe itu berkumpul dalam bintik-bintik kudis pada buah. Di dalam stroma itu terdapat spora clan konidia bening, yang berperan dalam penyebaran penyakit, mudah sekali terbawa oleh angin, air hujan atau embun, clan juga serangga, yang dapat menularkan penyakit ke tanaman sehat lainnya. Penyakit kudis ini terutama menyerang di musim hujan, saat cuaca lembap.

Pengendalian :
Pemusnahan seluruh bagian tanaman yang terserang, mengatur agar bunga keluar sebelum musim hujan, pemberian fungisida yang tepat.

Gejala 2:
Pada buah apel, bercak kudis berbatas tegas, bundar, clan hijau kecokelatan. Dengan bertambahnya umur, warna bercak menjadi lebih tua - seoerti kudis, dan sering pecah. Buah yang sakit berat bentuknya berubah dan rontok sebelum waktunya. Jika infeksi terjadi menjelang masaknya buah, dapat menyebabkan timbulnya bercak-bercak kecil, hitam, halus, dan mengkilap. Pada semangka clan melon, bercak melekuk dalam, clan di tepinya ada cairan yang mengering seperti karet.

Tanaman yang diserang :
Apel, semangka, clan melon.

Penyebab :
Cendawan Venturia sp atau Cladosporium sp. Yaitu Cladosporium cucumerinum (pada buah semangka clan melon), clan Venturia inaequalis (pada buah apel).

Pengendalian :
Pemberian fungisida yang sesuai, dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang.
Hama Tanaman Pada Bunga
Bunga rusak dan rontok

Gejala Pertama :
Fisik bunga, yaitu tangkai, malai, kelopak, bakal buah, benang sari, atau kuncup bunga, atau gabungan dari beberapa bagian bunga mengalami gangguan. Misalnya, bentuk kelopak yang tidak utuh akibat dimakan atau digerek hama; tangkai, malai, dan kuncup bunga menjadi layu dan kering, serta rusaknya tunas bunga. Lama-kelamaan bunga menjadi layu dan kering. Bila serangan semakin menghebat, bunga akan rontok dan tidak bisa jadi buah.

Tanaman yang diserang :Mangga, belimbing, jeruk, rambutan, dan apel.

Penyebab :
Beberapa jenis hama yang tergolong bangsa atau ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), serta lalat (Diptera). Beberapa contoh hama dari jenis-jenis ini adalah Idiocerus niveosparsus (perusak bunga mangga); Prays nephelomina (penggerek bunga jeruk); Rhynchaenus mangiferae (larvanya merusak bunga mangga); Aphis sp (kutu perusak bunga belimbing); Popillia biguttata (kumbang perusak bunga jeruk); dan Carpolonchae fillers (larva memakan kuncup bunga, bakal buah, atau benangsari jeruk).

Pengendalian :
Dengan penggunaan pestisida kontak.

Gejala Kedua :
Terjadi perubahan warns pada permukaan bunga menjadi keputihputihan atau kelabu. Bunga yang diserang menjadi kering, keras, dan berguguran. Bila serangan belum atau kurang hebat, bunga masih dapat meneruskan pertumbuhannya, namun bentuknya menjadi tidak sempurna lagi.

Tanaman yang diserang :
Mangga, apel, rambutan, murbei, dan jeruk.

Penyebab :

Cendawan, umumnya jenis Erysiphaceae. Cendawan ini merupakan parasit obligat penyebab penyakit tepung. Beberapa jenis yang termasuk dalam cendawan ini adalah Podospharae leucotricha (cendawan pada apel); Erysiphe cichoraecearum (cendawan pada mangga); dan Oidium sp (cendawan pada rambutan, jeruk). Cendawan tersebut terinfeksi ke dalam jaringan bunga di sekitar lapisan epidermis. Hal ini dilakukan oleh haustoria yang terbentuk pada miselia. Konidia yang terbentuk mudah terpencar oleh angin.

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pengembusan tepung belerang, pemberian fungisida untuk mencegah dan mengendalikan penyakit.

Gejala Ketiga :
Bunga muncul lebih cepat, di luar musim, dan lebih lebat. Namun ukuran bunga lebih kecil dan terjadi kelainan bentuk. Bunga-bunga ini akan gugur lebih cepat dan hanya beberapa saja yang berhasil menjadi buah.

Tanaman yang diserang :
Jeruk

Penyebab :
Virus dari golongan Tristeza, dan virus penyebab leaf curl. Virus Tristeza dapat menyebar ke tanamann lain melalui tunas mata tempel dan melalui kutu daun. Jika mata tempel diambil dari jenis yang terinfeksi, dan batang bawah yang digunakan tidak toleran, maka bibit tersebut jugs akan ikut terserang. Beberapa serangga yang dapat menularkan virus ini adalah Toxopteracitricida dan Aphis spiraecola.

Pengendalian :
Pembongkaran terhadap tanaman yang telah terserang, menggunakan bibit bebas virus, dan pengendalian vektor virus Tristeza dengan pestisida.

Hama Tanaman Pada Batang1. Batang mengeluarkan blendok/gum/getahGejala Pertama :
Mula-mula kulit pada pangkal batang berwarna gelap kebasahbasahan dan mengeluarkan blendok encer, seringkali di dekat permukaan tanah. Penyakit ini akan meluas sehingga melingkari pangkal batang. Jaringan kulit pada batang akan berubah warnanya Batang durian dibagian pangkal berwarna gelap kebasah-basahan dan rengeluarkan blendok encer, akibat sorangan cendawan Cendawan Botryodiplodia theobromae menyebabkan timbulnya blendok pada batangjeruk, menjadi lebih gelap. Bagian yang sakit ini dapat meluas ke dalam sampai ke kayu dan tidak mempunyai Batas yang teratur. Setelah beberapa lama, kulit mati dan mengelupas, sehingga terjadilah luka yang lebar. Pohon yang terserang akhimya akan mati.

Tanaman yang terserang :
Durian dan jeruk

Penyebab :
Beberapa spesies Phytophtora, seperti PP palmivora (pada batang durian dan jeruk); PP nicotianae, PP citrophthora (pada batang jeruk) menjadi penyakit utama pada batang. Phytophtora tersebar di tanah melalui spora yang aktif dalam air. Karena itu perkembangannya sangat cepat pada keadaan lembap. Infeksi terjadi melalui luka-luka.

Pengendalian :
Pemakaian jenis tanaman yang tahan terhadap Phytophtora, pengaturan drainase yang baik untuk mencegah kelebihan air, pemangkasan bagian yang sakit, clan pemberian obat penutup luka.

Gejala Kedua :
Keluarnya blendok (gum) yang berwarna kuning dari batang atau cabang-cabang yang besar, seringkali dimulai di sekitar ketiak cabang. Terkadang serangan terbatas pada jalur-jalur yang sempit. Bersamaan dengan keringnya gum, kulit yang terserang berangsur kering dengan meninggalkan bekas berwarna hitam. Bila penyakit berkembang terus, cendawan akan masuk ke dalam kayu. Pada tingkat ini ia berkembang pesat, merusak kambium, sehingga cabang akhirnya mati. Kayu yang terserang berubah warna menjadi keabu-abuan. Pada stadium selanjutnya timbul piknidia cendawan. Gejala ini menyebabkan kulit menjadi kering, pecah, clan mengelupas.

Tanaman yang diserang :Jeruk clan mangga

Penyebab :
Serangan cendawan Botryodiplodia theobromae. Cendawan ini termasuk jenis polifag, yang dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan, sehingga sumber infeksi selalu ada. Parasit ini masuk ke dalam tanaman melalui luka mekanis akibat pemangkasan, serangga, atau penyakit busa. Cendawan yang dapat membentuk piknidium ini menghasilkan spora-spora pada luka yang telah lama, kemudian menyebar melalui percikan air hujan ke bagian tanaman lainnya.

Pengendalian :
Penutupan luka bekas pangkasan dengan obat penutup luka, seperti karbolineum-parafin, pemotongan cabang-cabang yang terinfeksi, clan penyemprotan fungisida pada kulit.

2. Batang berlubang dan keropos.Gejala :
Pada batang bagian luar terdapat lubang-lubang kecil. Seringkali dahan kedapatan patah, clan setelah dikupas kulitnya terlihat bagian yang keropos. Di bagian kayunya (di bawah kulit) ada lubang memanjang mirip terowongan. Terkadang meninggalkan debu atau kotoran di lubang terowongan. Akibatnya jaringan kayu akan mengering clan kemudian mati. Pada tingkat serangan yang hebat, aliran dalam pembuluh kayu akan terputus karena tersumbat. Daun clan cabang kemudian akan layu clan tanaman mati.

Tanaman yang diserang :
Durian, akan menaruh telurnya di celah celah hasil gigitan. Namun dapat pula ia bertelur pada luka akibat serangan cendawan. Beberapa hari kemudian telur akan menetas menjadi larva. Larva inilah yang selanjutnya menggerek batang clan masuk sampai ke bagian tengah batang, membentuk lubang terowongan. Akibatnya jaringan kayu akan mengering dan kemudian mati. Pada serangan yang hebat, aliran dalam pembuluh kayu terputus karena tersumbat. Daun dan cabang kemudian akan layu clan tanaman mati.

Pengendalian :
Penutupan lubang gerekan dengan pasak kayu/bambu atau kain serta kapas yang sudah dicelup dengan insektisida, penyemprotan lubang dengan insektisida, pemberian perangkap berupa sebatang kayu di dekat pohon agar kumbang menaruh telur pada batang perangkap tersebut.

3. Batang berkerak merah jambu

Gejala :

Mula-mula pada kulit batang tanaman yang terserang terdapat benang-benang mengkilap seperti sarangga Jamur upas pada batang jeruk. Kemudian terbentuk bintik-bintik putih pada permukaan kulit. Selanjutnya timbul kerak berwarna merah jambu atau oranye yang khas. Pada serangan yang berat, batang atau cabang di bagian dalam menjadi busuk. Cendawan tersebut lalu membentuk bintik-bintik berwarna merah bata. Apabila penyakit sampai melingkari cabang atau batang, aliran air clan nutrisi tanaman terhambat clan semua bagian tanaman di atas bagian yang terserang akan mati.

Tanaman yang terserang :Anggur, apel, durian, nangka, jeruk, mangga, rambutan, lengkeng, clan belimbing.

Penyebab :
Jamur upas, Upasia salmonicolor. Cendawan ini menyerang dalam berbagai tingkat stadium. Pada stadium sarang laba-laba, terbentuk miselium mengkilap. Pada tingkatan ini cendawan hanya berkembang di permukaan, belum masuk ke jaringan kulit. Kemudian pada stadium bongkol mulai timbul bintik-bintik putih. Infeksi menjalar ke dalam kulit. Pada stadium corticium, terbentuk kerak berwarna oranye berisi basidium yang menghasilkan basidiospora. Pada tahap ini cendawan telah masuk ke dalam kulit, bahkan kulit sudah membusuk. Tingkatan terakhir, stadium necator. Cendawan membentuk bintik berwarna merah bata yang merupakan sporodokium cendawan yang membentuk banyak konidium. Saat musim kemarau, walaupun tidak berkembang, tetapi cendawan dapat bertahan secara laten. Selanjutnya ia akan berkembang kembali pada musim hujan. Diduga penyebarannya melalui basidiospora yang dipencz rkan oleh angin, dan konidium pada stadium necator oleh percikan air.

Pengendalian :

Menghindari penanaman bersama dua atau lebih tanaman sumber infeksi di sekitar kebun, memotong cabang yang terinfeksi, penggunaan fungisida, pemilihan lokasi dan jenis tanaman yang tepat.

4. Kanker pada batang

Gejala Pertama:

Bagian kulit luar batang dan cabang tanaman pecah atau terkelupas dan rontok, dan terbentuk kanker. Di bagian kulit tersebut keluar getah yang mengering menjadi tepung putih. Kondisi ini merupakan infeksi awal dari timbulnya penyakit ini. Kanker dapat meluas ke seluruh batang. Akibatnya tanaman merana, layu, dan kemudian mati. Bagian kulit yang sakit berwarna kelabu, terdapat bintik-bintik hitam, dan berbatas jelas.

Tanaman yang diserang :Apel, alpukat, jeruk, jambu biji, dan manggis.

Gejala awal kanker batang.
Penyebab:
Cendawan Botryosphaeria ribis. Cendawan ini mempertahankan diri selama musim kering sebagai badan buah pada batang yang hidup maupun yang mati. Saat hujan turun, badan buah itu mengeluarkan spora yang lalu tersebar ke bagian tanaman yang rentan. Infeksi B. ribis dibantu oleh setiap keadaan yang memperlemah tanaman, seperti kekeringan dan kekurangan hara tanaman.

Pengendalian :
Pemangkasan ranting-ranting sakit untuk mengurangi ' sumber infeksi, pemeliharaan tanaman dengan sebaik-baiknya agar kondisi tanaman yang sehat tetap terjaga, serta penyemprotan fungisida.

Gejala Kedua:
Pada pohon yang terjangkit kanker terdapat luka berwarna cokelat kehitaman dan mengeluarkan blendok. Bagian yang sakit menjadi busuk kering. Pada bagian dalam jaringan yang sakit terdapat lingkaran gelap berwarna cokelat.

Selanjutnya lingkaran tersebut bisa melebar sampai ke kayu tanpa batas yang teratur. Pohon yang sakit akhirnya mati.

Tanaman yang diserang :Durian, mangga, dan jeruk.

Penyebab :

Fusarium sp, Phytophthora palmivora, dan Botrydiplodia theobromae

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pengaturan drainase yang baik untuk mencegah kelebihan air, pemangkasan bagian yang sakit, dan kemudian mengobati bagian yang terbuka dengan obat penutup luka.

Hama Tanaman Pada Daun
1. Daun berlubang

Gejala Pertama :

Serangannya terjadi pada daun dan tunas muda. Bahkan daun tua, daun muda, tunas daun yang bakal muncul, tunas bunga, dan ranting-ranting muda dapat 'tersikat' habis. Pada pinggiran daun yang terserang sampai bagian tengah berlubang dan rusak. Jika tidak segera ditanggulangi, daun tanaman akan habis sama sekali. Terkadang kondisi pohon hampir 'gundul'. Akhirnya tanaman akan malas berbuah atau mati merana. Biasanya di tanah terdapat kotoran bulat berwarna hijau atau hitam. Kotoran ini bisa dilihat pada pagi hari.

Tanaman yang diserang :Alpukat, jambu air, mangga, jeruk, dan rambutan.

Penyebab :
Ulat pemakan daun dari jenis Microlepidoptera dan Rhopalocera. Misalnya ulat pagoda (Pagodiellaa hekmeyen), ulat kepala bagong (Carea angulata), ulat papilio (Papilio memnon) pemangsa daun jeruk; ulatparasa (Parasa lepida) dan ulat Dasychira inclusa menyerang daun jambu air; ulat kupu gajah (Attacus atlas) menyerang mangga dan jeruk; ulat kipat (Cricula trifenestrata) menyerang daun alpukat, jambu biji, dan mangga; ulat keket (Ploneta diducta) menyerang daun rambutan. Ulat-ulat ini umumnya menyerang pada scat kemarau, dan juga ketika tanaman sedang menumbuhkan tunasnya.

Pengendalian :
Pemangkasan bagian tanaman yang terserang, mengurangi daun tanaman yang rimbun, dan penyemprotan insektisida yang sesuai.

Gejala Kedua :
Umumnya terjadi pada daun-daun tua pada ranting-ranting bagian bawah, dengan meninggalkan lubanglubang bekas gerekan. Bagian tepi lubanglubang daun tersebut berwarna cokelat keabu-abuan. Apabila serangan parch, daun dapat rontok dan tanaman menjadi kerdil.

Tanaman yang diserang :Jeruk

Penyebab :

Kumbang belalai (Maleuterpes dentipes). Kumbang ini menyukai tempat-tempat yang teduh dan lembap. Populasi tertinggi umumnya terjadi pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Pada slang hari, kumbang yang tergolong famili Curculionidae ini aktif di bawah pohon atau di dalam tanah, sedangkan pada sore had is aktif menggerek daun-daun tua. Selain daun, kumbang ini juga menyerang bagian tanaman lainnya, seperti akar, ranting, dan buah.

Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang telah terserang, menjaga agar lingkungan perakaran tidak terlalu lembap, serta penggunaan insektisida yang sesuai.

2. Daun berselubung tepung putihGejala :
Awalnya terbentuk bercak-bercak kecil bertepung, berwarna putih atau putih kelabu. Umumnya sebagian besar berada di sisi bawah daun. Bercakbercak ini kemudian meluas, sehingga terbentuklah lapisan putih pada permukaan daun. Dalam cuaca kering daun-daun yang sakit menggulung ke atas, atau berkerut. Daun-daun tersebut dapat berubah bentuk dan warnanya. Lapisan tepung berubah warna menjadi kelabu dan akhirnya berwarna gelap. Daun lama-kelamaan kering dan rontok. Tanaman yang sakit tampak layu dan kerdil.

Tanaman yang diserang :Apel, anggur, jeruk, pepaya, rambutan, durian, dan mangga.

Penyebab :
Cendawan dari Didium spp. Tiap spesies cendawan ini memiliki jenis tanaman kesukaan yang berbeda. Misalnya, Oidium farinosum (pada daun apel), Oidium tuckeri (pada daun anggur), Oidium tingitanium (pada daun jeruk), Oidium caricae (pada daun pepaya), dan Oidium nephelii (pada daun rambutan). Oidium adalah cendawan parasit pada ' jaringan tumbuhan yang hidup. Konidiumnya dipencarkan oleh angin. Perkembangan 'penyakit tepung' ini terjadi selama periode-periode kering dengan kelembapan tinggi. Kondisi tersebut balk untuk perkecambahan konidium. Penyakit berkembang pesat apabila terjadi hari-hari kering selama musim penghujan.

Pengendalian :
Pengurangan sumber infeksi dengan membuang bagian tanaman yang terserang berat dan penyemprotan bagian-bagian yang sakit dengan fungisida yang sesuai.

3. Daun tumbuh tidak normalGejala Pertama :
Pada helaian daun yang terserang terjadi perubahan bentuk, mengecil, bergelombang, mengeriting, memilin, atau menggulung; umumnya menyerang daun-daun muda dan tunas. Gejala tersebut akan membekas sampai daun tumbuh dewasa. Pada tunas dan daun muda yang terserang tampak koloni kutu berwarna hitam, cokelat, hijau atau putih, tergantung spesies kutu daun yang menyerangnya. Pada permukaan daun biasanya terdapat lapisan embun madu dalam jumlah berlebihan, sehingga merangsang cendawan jelaga tumbuh di atasnya. Di samping itu, racun dari menimbulkan gejala kerdil, deformasi, dan terbentuk puru pada helaian daun.
Tanaman yang diserang : Jeruk, durian, jambu air, jambu biji, dan jambu bol.

Penyebab :
Kutu-kutu kecil dari subordo Phytophthires, famili Psyllidae, Aleyrodidae, Aphididae, dan Coccoidea. Beberapa jenis hama tersebut yang mengganggu tanaman adalah Diaphorina citri (kutu loncat jeruk), Megatrioza vitiensis (kutu pada jambu air dan jambu bol), Dialeurodes citri (lalat putih pada jeruk), Aleurocanthus woglumi (lalat putih pada jambu biji dan mangga), Aphis gossypii (kutu pada jeruk), Myzus persicae (kutu daun jeruk), dan Coccus viridis (kutu sisik pada jeruk, mangga, jambu air dan jambu biji). Kutu-kutu tersebut hidup pada tunas dan daun muda untuk mengisap cairannya. Mereka mengeluarkan embun madu yang dapat menarik perhatian cendawan dan semut. Jumlah telur mencapai ratusan.

Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang terserang dengan cara pembakaran, pemangkasan, dan pemberian insektisida sistemik.

Gejala Kedua :
Daun muda yang terserang meninggalkan bekas seperti alur melingkar transparan atau keperak-perakan. Serangan berat terjadi pada tanaman yang sedang bertunas, mengakibatkan tunas dan daun muda berkerut, menggulung, kering, terlihat garis-garis berlekuk-lekuk putih, mudah rontok, dan tumbuh tidak normal.

Tanaman yang diserang :Jeruk.

Penyebab :
Ulat peliang daun jeruk, Phyllocnistis citrella. Kupu-kupu dewasa meletakkan telur secara terpencar di permukaan bawah daun. Telur menetas setelah 4 hari. Larva kemudian masuk ke dalam epidermis daun clan menggerek jaringan dengan meninggalkan bekas liang berkelok-kelok berwarna putih.

Pengendalian :

Pemusnahan daundaun yang terserang dengan care membakar, memangkas, atau membenamkannya dalam tanah. Juga dengan penggunaan insektisida yang sesuai.

Hama Tanaman Pada Akar
Busuk akar

Gejala :
Mula-mula daun-daun paling ujung berukuran lebih kecil, berwarna kuning, clan tunas kurang segar. Cabangcabang yang terserang menjadi kering clan biasanya tidak terjadi pertumbuhan baru. Bila akar terserang parah, seluruh tanaman menjadi kering dengan cepat. Pada perakaran utama, luka memanjang tampak sangat jelas dengan pusat cokelat gelap dan cokelat muda. Pada akar sekunder, luka-luka terlihat kurang jelas cenderung tumbuh rootlet baru pada bagian tersebut. Akar-akar muda kulitnya mudah mengelupas sehingga terlihat noda abu-abu gelap pada kayu.

Tanaman yang diserang :
Alpukat, jeruk, apel.

Penyebab :
Cendawan Phytophthora sp, seperti PP cactorum (cendawan pada akar apel clan alpukat); PP nicotianae (cendawan pada jeruk).

Pengendalian :
Pengolahan clan pengairan yang baik, menghindari penggunaan batang bawah yang peka terhadap penyakit ini, mensterilkan tanah pembibitan dengan fungisida yang sesuai, clan pada kulit akar yang terserang dilakukan pengelupasan dengan pisau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar