Cara Pemakaian dan Menghitung Kebutuhan Kompos
Cara
pemakaian kompos, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis tanah dan
kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman.
Tiap-tiap
tanaman memerlukan kandungan bahan organik yang berbeda-beda. Tanaman
sayuran apabila tidak dipupuk dengan pupuk organik sama sekali
pertumbuhannya tidak akan sebaik tanaman yang mendapat pupuk organik.
Tanaman
bunga seperti antara lain Azalea atau Anthurium, pertumbuhannya akan
sangat baik pada media yang 100 persen terdiri dari bahan organik.
Apabila medianya tercampur dengan tanah, pertumbuhannya kurang optimal.
Beberapa tanaman lainnya akan tumbuh dengan baik apabila kompos
ditambah dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Disamping itu ada juga tanaman yang menghendaki kompos dicampur dengan tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Sementara
itu tiap-tiap jenis tanah memiliki keadaan kesetimbangan kandungan
bahan organik sendiri-sendiri. Pada tanah-tanah abu vulkanik (Andisol)
seperti tanah di Lembang, kandungan C organik tanah (ideal), tidak akan
sama dengan kandungan C organik tanah (ideal) pada jenis tanah
Inseptisol di Banjaran, misalnya.
Sehingga jumlah pemberian pupuk organik pada tiap tanaman dan pada berbagai jenis tanah tidak akan sama.
Untuk menentukan tingkat kandungan C organik dalam tanah, harus dilakukan dengan analisa laboratorium.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan pupuk C organik, dapat dilakukan dengan cara mempergunakan rumus sbb:
Kebutuhan Kompos (C organik) = C organik Tanah x 1.724 x 20 cm x 10.000 m2
C organik tanah = ditentukan berdasarkan hasil analisa tanah di laboratorium
1.724: konstanta 20 cm: kedalaman lapisan olah tanah 10.000 m2: Luas areal
Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:
1.724: konstanta 20 cm: kedalaman lapisan olah tanah 10.000 m2: Luas areal
Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:
Kandungan C organik lapisan olah tanah adalah = 2.56 x 1,724 x 20 x 10.000 = 8.800 kg /ha = 8.8 ton / ha
Sementara
itu ada juga yang mengelompokan tingkat kandungan bahan organik tanah
secara umum, seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Kandungan Organik
(% Berat Tanah)
Metoda Welkley - Black
|
Tingkat
|
Setara Dengan
Ton / ha
|
> 20
|
Sangat Tinggi
|
> 68.9
|
10 – 20
|
Tinggi
|
34.48 – 68.9
|
4 – 10
|
Sedang
|
13.79 – 34.48
|
2 - 4
|
Rendah
|
4.34 – 13.79
|
< 2
|
Sangat Rendah
|
< 4.34
|
Sumber: Metson (1961) dalam Brooker Tropical Soil Manual 1984
Dengan
demikian rekomendasi pemberian pupuk organik dilakukan berdasarkan
kekurangan kandungan C organik dalam tanah. Sebagai ilustrasi dapat
dikemukakan bahwa bila berdasarkan analisa laboratorium tanah,
kandungan C organik tanah adalah 2.56 % setara dengan 8.8 ton / ha,
maka berdasarkan keadaan tingkat kesuburan C organik tanah, kandungan
organik tanah berada pada tingkat rendah.
Berapa
persisnya kebutuhan pupuk Organik, adalah sangat tergantung kepada
jenis tanah dan jenis tanaman. Keadaan ini baru akan diketahui dengan
lebih akurat apabila dilakukan pengujian lapangan. Tetapi dengan bantuan
panduan tingkat kesuburan tanah pada tabel 5 di atas, dapat diketahui
secara umum bahwa untuk mencapai tingkat kesuburan C organik tanah
sedang, yaitu 13.79 s/d 34.48 ton / ha, maka diperlukan penambahan pupuk
organik sebesar = (13.79 s/d 34.48 ) – 8.8 ton = 4.99 s/d 25.4 ton
/ha.
Bahan
organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang,
dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan
oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah
merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian
telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik
demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad
mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap
sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman
atau binatang.
Sumber Bahan Organik
Sumber
primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui
proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari
bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk
senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan
bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang
paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur
yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan
bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.
Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik
dari seluruh makhluk hidup.
Sumber
sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus
menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula
bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan
asli juga dapat berasal dari bagian batuan.
Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O.
Humus
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus.Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan.
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus.Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan.
Humus
merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah
bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi
terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif
dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak
seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak
beraturan bentuknya).
Humus
merupakan senyawa rumit yang agak tahan lapuk (resisten), berwarna
coklat, amorf, bersifat koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau
hewan yang telah diubah atau dibentuk oleh berbagai jasad mikro. Humus
tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja bakteri. Mereka tidak
stabil terutama apabial terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan
aerasi.Adanya humus pada tanah sangat membantu mengurangi pengaruh buruk
liat terhadap struktur tanah, dalam hal ini humus merangsang granulasi
agregat tanah. Kemampuan humus menahan air dan ion hara melebihi
kemampuan liat. Tinggi daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat
tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus mempunyai
beberapa gugus yang aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat
demikian keberadaan humus dalam tanah akan membantu meningkatkan
produktivitas tanah.
Sifat dan Ciri Humus
· Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous.
· Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat.
· Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g.
· Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%.
· Daya kohesi dan plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu granulasi agregat tanah.
· Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh C, H, O, N, S, P dan unsur lainnya.
· Muatan negatif berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran dimana ion H dapat digantikan oleh kation lain.
· Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K.
1. Merupakan sumber energi jasad mikro.
2. Memberikan warna gelap pada tanah.
Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah
Diantara
sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen
tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah
dan drainase.
Kedalaman
lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik
terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke
bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan
akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas.
Faktor
iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah
dingin, kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama
kadar bahan organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan
rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif meningkat, kadar bahan
organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah.
Tekstur
tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi
kadar bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah
berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat
habis.
Pada
tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat
karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan
organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu
vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi
kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang
rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).
Peranan Bahan Organik Bagi Tanah
Bahan
organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan
bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan
sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah.
Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui
penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur
remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau
infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan
aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas)
bertambah akibat terbentuknya agregat.
Bahan
organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar,
hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan
organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik
adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam
memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber
dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari
dekomposisi itu sendiri.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah
· Meningkatkan
kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat
polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya
berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah
mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air
optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.
· Warna
tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan
energi radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah.
· Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
· Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.
Salah
satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki
struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam
pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk
kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melalui mekanisme:
· Penambahan
bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah,
diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh
mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya.
Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi
agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan
agregat.
· Peningkatan
secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes.
Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat
terjadi dalam tanah.
· Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang.
· Peningkatan
secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat
dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara
basa dan ikatan hidrogen.
· Peningkatan
secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat
dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan
daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari
kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan
organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh
kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90%
dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan
bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan
humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara
dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat
menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK
menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur
N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme,
sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda
dengan pupuk komersil dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang
banyak karena sangat larut air sehingga pada periode hujan terjadi
kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam residu
organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh proses
mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang
terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen
tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan
dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi
tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi
merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan
transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik
menjadi anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau
nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan
kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari
mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan
suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah
dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik
dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur
hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan
bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini
bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan.
Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena
dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan.
Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada
tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena
bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak
terhidrolisis lagi .
Peranan
bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam
kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini
terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa
yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi
dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh
miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa
organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman
dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari
karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N,
pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara
dalam tanah.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah
Jumlah
dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum,
pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan
bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah
saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan
organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.
Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan
organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang
diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap
tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan
sifat dan ciri tanah.
Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman
Melalui
penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat
diserap langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan
tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin
yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah
daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan
organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada
waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad
mikro.
Bahan
organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi
tingkat pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan
suplai nutrien organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa
peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi
tanaman. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur
hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga
pemupukan dengan pupuk anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani
dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah mendapatkan
unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah
tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah
dilindungi dengan bahan organik.
Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman
Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman
Sumbangan
bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya
terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik
tanah mempengaruhi sebagian besar proses fisika, biologi dan kimia
dalam tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia di dalam menyediakan
N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di
dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Hal
ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah
tersebut. Besarnya pengaruh ini bervariasi tergantung perubahan pada
setiap faktor utama lingkungan. Sehubungan dengan hasil-hasil
dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat humus maka dapat dikatakan
bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat dan ciri tanah.
Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi :
· Meningkatkan
ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan
kemampuan tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah
menjadi humus dengan ratio C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4
kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan
organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi
ketersediaan air.
· Membentuk
kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut
dari pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh
mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia
kembali.
· Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
· Memperbaiki
struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur,
dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur
remah dan mudah untuk dilakukan pengolahan. Struktur tanah yang demikian
merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman.
Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat
fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik.
· Mengurangi erosi
· Memperbaiki
agregasi tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah
dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan
organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui
penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur
remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau
infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan
aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas)
bertambah akibat terbentuknya agregat.
· Menstabilkan
temperatur. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga
menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas yang rendah,
sehingga temperatur optimum yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.
· Meningkatkan efisiensi pemupukan
Secara
umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Demikian pula dengan peranannya dalam menanggulangi
erosi dan produktivitas lahan. Penambahan bahan organik akan lebih baik
jika diiringi dengan pola penanaman yang sesuai, misalnya dengan pola
tanaman sela pada sistem tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan yang
sesuai akan mendukung terciptanya suatu konservasi bagi tanah dan air
serta memberikan keuntungan tersendiri bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar